Selasa, 17 Januari 2012

Emile Durkheim













Meskipun begitu, dalam tulisan kali ini, kita tidak akan membahas Durkheim sebagaimana umum dijumpai di buku sekolah. Yang akan dibicarakan di sini adalah gagasan Durkheim yang agak lebih ‘gelap’ dan serius, yaitu “bunuh diri sebagai gejala sosial”.

Mengapa Durkheim tertarik membahas tentang bunuh diri, nah, ini ada ceritanya lagi.
Sebagai seorang sosiolog, Durkheim menilai bahwa peristiwa bunuh diri tidak terjadi hanya dipicu kondisi mental. Barangkali benar bahwa orang tertentu punya kecenderungan bunuh diri lebih kuat daripada orang lain. Akan tetapi, Durkheim menambahkan: bahwasanya terdapat variabel eksternal yang berpotensi memicu orang bunuh diri. Entah itu berupa tuntutan sosial, perubahan zaman, atau lain sebagainya. Hal ini disebutnya sebagai “faktor kosmis” pemicu bunuh diri.
Nah, premis di atas kemudian menjadi tulang punggung karya beliau yang berjudul Suicide: A Study in Sociology. Dalam buku tersebut Durkheim menelusuri ada apa di balik kejadian bunuh diri, dan — yang tak kalah pentingnya — mengapa orang terpicu melakukannya?

Charles Horton

 
C. H Cooley lahir di Michigan, Amerika Serikat, dia adalah anak seorang ahli hukum terkenal yaitu Thomas M. Cooley. Pada mulanya dia belajar teknik mesin elektro, kemudian dia juga belajar ekonomi. Setelah lulus akademis dia bekerja di pemerintahan seperti di departemen komisi pengawas, kemudian juga di kantor sensus. Pada tahun 1892 dia menjadi dosen ilmu ekonomi, politik, serta sosiologi di universitas Michigan. Pemikiran Cooley banyak dipengaruhi oleh George Herbert Mead dan Sigmund Frued.